Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda

Hikayat Raja Banjar adalah karya sastera Melayu klasik berbentuk prosa di Kalimantan Selatan, Indonesia. Hikayat ini selain berisi cerita tentang salasilah raja-raja Banjar dan Kota Waringin juga berisi cerita tentang tumbuhan yang memiliki larangan, manfaat, akibat, asal-usul, dan pertanda. Tumbu...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: M., Rafiek
Format: Article
Language:English
Published: Institut Alam dan Tamadun Melayu, UKM 2015
Subjects:
Online Access:http://journalarticle.ukm.my/8552/
http://journalarticle.ukm.my/8552/
http://journalarticle.ukm.my/8552/1/Tumbuhan_dalam_hikayat_raja_banjar.pdf
id ukm-8552
recordtype eprints
spelling ukm-85522016-12-14T06:47:32Z http://journalarticle.ukm.my/8552/ Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda M., Rafiek PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania Hikayat Raja Banjar adalah karya sastera Melayu klasik berbentuk prosa di Kalimantan Selatan, Indonesia. Hikayat ini selain berisi cerita tentang salasilah raja-raja Banjar dan Kota Waringin juga berisi cerita tentang tumbuhan yang memiliki larangan, manfaat, akibat, asal-usul, dan pertanda. Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar yang mengandung larangan, manfaat, akibat, asal-usul, dan pertanda antara lain sahang atau lada (piper nigrum), bunga nagasari, bunga melati (Jasminum sambac) dan bunga merah, jerangau (Acorus calamus) dan pirawas, kayu gading, dan pohon rengas (glutta renghas). Lada dilarang ditanam terlalu banyak karena dapat mengakibatkan datangnya bencana bagi kerajaan. Lada boleh ditanam sedikit saja untuk keperluan rempah dapur tiap keluarga. Bunga nagasari berasal dari kesaktian Putri Junjung Buih sebagai pertanda kasih sayangnya kepada bawahannya. Bunga melati dan bunga merah sebagai pertanda Bangbang Sukmaraga dan Bangbang Patmaraga mati dibunuh. Jerangau berasal dari sepah kinangan Arya Malingkun dan Pirawas berasal dari sepah kinangan istri Arya Malingkun yang bermanfaat sebagai ubat bagi cucunya yang bernama Putri Huripan. Kayu gading merupakan dasar bagi Raja Bungsu memberi nama desa Ampelgading. Kayu gading bermanfaat untuk dijadikan tongkat. Pohon rengas memiliki pertanda kalau dahannya tiada angin maka patah sendiri, alamat ada para dipati mati, kalau ujungnya patah sendiri, alamat raja mati. Institut Alam dan Tamadun Melayu, UKM 2015-01 Article PeerReviewed application/pdf en http://journalarticle.ukm.my/8552/1/Tumbuhan_dalam_hikayat_raja_banjar.pdf M., Rafiek (2015) Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda. Jurnal Antarabangsa Alam dan Tamadun Melayu (Iman), 3 (1). pp. 107-115. ISSN 2289-1706 http://www.ukm.my/iman/index.php/my/jurnal
repository_type Digital Repository
institution_category Local University
institution Universiti Kebangasaan Malaysia
building UKM Institutional Repository
collection Online Access
language English
topic PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
spellingShingle PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
M., Rafiek
Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda
description Hikayat Raja Banjar adalah karya sastera Melayu klasik berbentuk prosa di Kalimantan Selatan, Indonesia. Hikayat ini selain berisi cerita tentang salasilah raja-raja Banjar dan Kota Waringin juga berisi cerita tentang tumbuhan yang memiliki larangan, manfaat, akibat, asal-usul, dan pertanda. Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar yang mengandung larangan, manfaat, akibat, asal-usul, dan pertanda antara lain sahang atau lada (piper nigrum), bunga nagasari, bunga melati (Jasminum sambac) dan bunga merah, jerangau (Acorus calamus) dan pirawas, kayu gading, dan pohon rengas (glutta renghas). Lada dilarang ditanam terlalu banyak karena dapat mengakibatkan datangnya bencana bagi kerajaan. Lada boleh ditanam sedikit saja untuk keperluan rempah dapur tiap keluarga. Bunga nagasari berasal dari kesaktian Putri Junjung Buih sebagai pertanda kasih sayangnya kepada bawahannya. Bunga melati dan bunga merah sebagai pertanda Bangbang Sukmaraga dan Bangbang Patmaraga mati dibunuh. Jerangau berasal dari sepah kinangan Arya Malingkun dan Pirawas berasal dari sepah kinangan istri Arya Malingkun yang bermanfaat sebagai ubat bagi cucunya yang bernama Putri Huripan. Kayu gading merupakan dasar bagi Raja Bungsu memberi nama desa Ampelgading. Kayu gading bermanfaat untuk dijadikan tongkat. Pohon rengas memiliki pertanda kalau dahannya tiada angin maka patah sendiri, alamat ada para dipati mati, kalau ujungnya patah sendiri, alamat raja mati.
format Article
author M., Rafiek
author_facet M., Rafiek
author_sort M., Rafiek
title Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda
title_short Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda
title_full Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda
title_fullStr Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda
title_full_unstemmed Tumbuhan dalam Hikayat Raja Banjar: Larangan, Manfaat, Akibat, Asal-Usul, dan Pertanda
title_sort tumbuhan dalam hikayat raja banjar: larangan, manfaat, akibat, asal-usul, dan pertanda
publisher Institut Alam dan Tamadun Melayu, UKM
publishDate 2015
url http://journalarticle.ukm.my/8552/
http://journalarticle.ukm.my/8552/
http://journalarticle.ukm.my/8552/1/Tumbuhan_dalam_hikayat_raja_banjar.pdf
first_indexed 2023-09-18T19:52:37Z
last_indexed 2023-09-18T19:52:37Z
_version_ 1777406320163422208